Melansir dari laman online HousingEstaste.id, digital branding digadang-gadang merupakan sebuah keniscayaan, termasuk bagi perusahaan developer masa kini. Tanpa adanya upaya melakukan positioning secara saksama melalui platform online, maka sebuah merk atau proyek bisa jadi tidak akan dikenal luas. Hal ini disampaikan oleh Mart Polman, Managing Director situs pencarian atau jual beli properti online Lamudi.co.id di Jakarta.

“Sekarang pasar didominasi milenial. Milenial itu (budayanya) online dan digital. Budaya itu meluas ke semua segmen. Pola konsumsi digital terus meningkat, mencapai 80 persen dalam dua tahun terakhir. Karena itu digital branding sebagai bagian dari digital marketing menjadi keniscayaan termasuk bagi perusahaan properti, supaya proyek-proyeknya dipercaya dan memiliki keunggulan di pasar,” ucap Mart Polman.

Mart Polman mencontohkan proyek Lamudi yang didirikan pada tahun 2014. Pada tahun lalu, pendapatannya bisa tumbuh 300% jika dibandingkan dengan tahun 2017. Di tahun 2018, platform-nya telah digunakan lebih dari 10.000 orang mulai dari individu perorangan, agen real estate, sampai developer, dengan kunjungan mencapai 1.5 juta per bulan.

Semakin banyaknya developer yang bermitra dengan Lamudi ini menunjukkan bahwa digital branding efektif menaikkan positioning/eksistensi proyek serta awareness pasar terhadap proyek dan profil developer tersebut. Dari keseluruhan developer yang ada di Indonesia, sebagian besar berfokus hanya pada digital marketing dengan tujuan untuk menarik lebih banyak penjualan di pasar. Padahal, apabila tanpa disertai dengan digital branding, digital marketing pun hasilnya menjadi kurang efektif.

Sumber: